Konsep Extensive Green Roof Technology (EGRT)
EGRT yang Sekarang Dikenal sebagai Gerakan Penghijauan Melawan Pemanasan Global
Hampir sebagian besar negara di Eropa dan Amerika telah banyak melakukan metode penanaman seperti ini (Ariesto, 2010). Hal ini terlihat dari adanya undang-undang yang mengatur tentang pembuatan Green Roof Technology oleh pemerintah negara tersebut. Beberapa bangunan di kota-kota yang ada di Eropa dan Amerika telah terpasang Green Roof Technology yang selain memperindah pemandangan dan memberi tambahan nilai estetika, juga dapat mengurangi dampak pemanasan global.
Extensive Green Roof Technology (EGRT) merupakan metode penanaman vegetasi pada atap rumah membutuhkan biaya perawatan yang cukup murah, media tanam (tanah) yang dangkal, dan tanaman yang biasanya digunakan adalah tanaman hias ringan. EGRT mempunyai skala bangunan yang ringan dan sempit sehingga banyak digunakan pada bagian rumah yang tidak terlalu luas seperti garasi, atap rumah, teras, atau dinding.
Meskipun teknologi pengembangan EGRT sudah berkembang pesat di mancanegara, kita dapat menerapkan teknologi sederhana dan relatif murah untuk dibangun. Secara teknis, pengembangan EGRT mempunyai syarat dengan mempertimbangkan struktur atap yang lebih kuat dibandingkan atap konvensional untuk menahan beban tambahan seperti tanah, air, dan vegetasi. Ketebalan lapisan media tanam memengaruhi besaran beban atap.
EGRT terdiri atas lapisan dasar anti bocor (waterproofing), jaringan saluran air bawah tanah (sub drainage), lapisan ijuk dan pasir (geotextile), media tanam (tanah subur, topsoil), dan tanaman penutup tanah (rumput, pengalas, semak).
Kontruksi dari Extensive Green Roof Technology yang diperlukan yaitu:
1. Lapisan 1 water proof membrane
Lapisan untuk menutupi keseluruhan permukaan atap
2. Lapisan 2 drainage layer
Lapisan sebagai tempat atau ruang bergeraknya aliran air yang berasal dari air penyiraman dan air hujan menuju ke pembuangan akhir
3. Lapisan 3 filter cloth
Lapisan untuk memisahkan lapisan drainage layer dan media pertumbuhan
4. Lapisan 4 growth media soil layer
Lapisan tempat pertumbuhan tanaman komposisi tanah dicampur sand,salts,clay,organic matter dan lava rock
5. Lapisan 5 vegetation/tanaman yaitu sansevieria, bibit kubis dan sawi.
Penggunaan Tanaman Sansevieria dan Tanaman Sayur (Kubis dan Sawi) pada Extensive Green Roof Technology sebagai Cara Efektif Penyerap Polusi dalam Menghadapi Pemanasan Global
Sansevieria atau yang lebih dikenal dengan lidah mertua, merupakan tanaman hias yang dapat tumbuh dalam kondisi sedikit air dan mempunyai perawatan yang tergolong murah. Selain sebagai tanaman hias, tanaman ini mempunyai banyak kelebihan, seperti mampu bertahan pada rentang waktu suhu dan cahaya yang sangat luas, mampu menyerap radiasi barang elektronik, sangat resisten terhadap polutan, mampu menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas dan ruangan yang penuh asap rokok.
Beberapa contoh Sansevieria yang cocok untuk penanaman dengan EGRT, anatar lain berasal Sansevieria dengan tipe roset, yaitu Sansevieria robusta, Sansevieria hallii, Sansevieria ernestii, Sansevieria haworthia, dan Sansevieria gasteria. Daun Sansevieria tersebut berbentuk bulat telur panjang membulat, kaku,tetapi lebih tipis dan ringan daripada Sansevieria tipe lainnya. Sehingga, sesuai dengan spesifikasi tanaman untuk EGRT, yaitu bobot tanaman kurang dari 300 kg/m2.
Tanaman sayur yang digunakan dalam EGRT pada gagasan ini adalah tanaman kubis dan sawi. Dimana kedua tanaman ini bisa hidup di daerah yang suhunya sedang antara panas dan dingin seimbang. Tanaman kubis dan sawi sering ditanam di dalam pot, karena kemudahannya dalam merawat dan menanam serta hasilnya cukup berguna sebagai bahan sayur yang bisa dipetik ketika dibutuhkan, sehingga penerapan EGRT digunakan sebagai tempat budidaya sayuran bisa dilakukan seperti penanaman tanaman hias sansevieria.
Hampir sebagian besar negara di Eropa dan Amerika telah banyak melakukan metode penanaman seperti ini (Ariesto, 2010). Hal ini terlihat dari adanya undang-undang yang mengatur tentang pembuatan Green Roof Technology oleh pemerintah negara tersebut. Beberapa bangunan di kota-kota yang ada di Eropa dan Amerika telah terpasang Green Roof Technology yang selain memperindah pemandangan dan memberi tambahan nilai estetika, juga dapat mengurangi dampak pemanasan global.
Extensive Green Roof Technology (EGRT) merupakan metode penanaman vegetasi pada atap rumah membutuhkan biaya perawatan yang cukup murah, media tanam (tanah) yang dangkal, dan tanaman yang biasanya digunakan adalah tanaman hias ringan. EGRT mempunyai skala bangunan yang ringan dan sempit sehingga banyak digunakan pada bagian rumah yang tidak terlalu luas seperti garasi, atap rumah, teras, atau dinding.
Meskipun teknologi pengembangan EGRT sudah berkembang pesat di mancanegara, kita dapat menerapkan teknologi sederhana dan relatif murah untuk dibangun. Secara teknis, pengembangan EGRT mempunyai syarat dengan mempertimbangkan struktur atap yang lebih kuat dibandingkan atap konvensional untuk menahan beban tambahan seperti tanah, air, dan vegetasi. Ketebalan lapisan media tanam memengaruhi besaran beban atap.
EGRT terdiri atas lapisan dasar anti bocor (waterproofing), jaringan saluran air bawah tanah (sub drainage), lapisan ijuk dan pasir (geotextile), media tanam (tanah subur, topsoil), dan tanaman penutup tanah (rumput, pengalas, semak).
Kontruksi dari Extensive Green Roof Technology yang diperlukan yaitu:
1. Lapisan 1 water proof membrane
Lapisan untuk menutupi keseluruhan permukaan atap
2. Lapisan 2 drainage layer
Lapisan sebagai tempat atau ruang bergeraknya aliran air yang berasal dari air penyiraman dan air hujan menuju ke pembuangan akhir
3. Lapisan 3 filter cloth
Lapisan untuk memisahkan lapisan drainage layer dan media pertumbuhan
4. Lapisan 4 growth media soil layer
Lapisan tempat pertumbuhan tanaman komposisi tanah dicampur sand,salts,clay,organic matter dan lava rock
5. Lapisan 5 vegetation/tanaman yaitu sansevieria, bibit kubis dan sawi.
Penggunaan Tanaman Sansevieria dan Tanaman Sayur (Kubis dan Sawi) pada Extensive Green Roof Technology sebagai Cara Efektif Penyerap Polusi dalam Menghadapi Pemanasan Global
Sansevieria atau yang lebih dikenal dengan lidah mertua, merupakan tanaman hias yang dapat tumbuh dalam kondisi sedikit air dan mempunyai perawatan yang tergolong murah. Selain sebagai tanaman hias, tanaman ini mempunyai banyak kelebihan, seperti mampu bertahan pada rentang waktu suhu dan cahaya yang sangat luas, mampu menyerap radiasi barang elektronik, sangat resisten terhadap polutan, mampu menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas dan ruangan yang penuh asap rokok.
Beberapa contoh Sansevieria yang cocok untuk penanaman dengan EGRT, anatar lain berasal Sansevieria dengan tipe roset, yaitu Sansevieria robusta, Sansevieria hallii, Sansevieria ernestii, Sansevieria haworthia, dan Sansevieria gasteria. Daun Sansevieria tersebut berbentuk bulat telur panjang membulat, kaku,tetapi lebih tipis dan ringan daripada Sansevieria tipe lainnya. Sehingga, sesuai dengan spesifikasi tanaman untuk EGRT, yaitu bobot tanaman kurang dari 300 kg/m2.
Tanaman sayur yang digunakan dalam EGRT pada gagasan ini adalah tanaman kubis dan sawi. Dimana kedua tanaman ini bisa hidup di daerah yang suhunya sedang antara panas dan dingin seimbang. Tanaman kubis dan sawi sering ditanam di dalam pot, karena kemudahannya dalam merawat dan menanam serta hasilnya cukup berguna sebagai bahan sayur yang bisa dipetik ketika dibutuhkan, sehingga penerapan EGRT digunakan sebagai tempat budidaya sayuran bisa dilakukan seperti penanaman tanaman hias sansevieria.
Comments
Post a Comment