Perbedaan dari PSG dengan Prakerin dalam dunia SMK
Perbedaan dari PSG dengan Prakerin
Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) pada dasarnya
merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang
memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan
program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di
dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional
tertentu. Pada hakekatnya PSG merupakan suatu strategi yang
mendekatkan peserta didik ke dunia kerja dan ini adalah strategi proaktif yang
menuntut perubahan sikap dan pola pikir serta fungsi pelaku pendidikan di
tingkat SMK, masyarakat dan dunia usaha/industri dalam menyikapi perubahan
dinamika tersebut. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) juga sebagai suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan sinkron
antara program pendidikan di sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh
melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat
keahlian profesional. Keahlian profesional tersebut hanya dapat dibentuk
melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu
pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja,
sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses
mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri.
Praktik Kerja Industri yang disingkat dengan “prakerin” merupakan
bagian dari program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta
didik di Dunia Kerja, sebagai wujud nyata dari pelaksanaan sistim pendidikan di
SMK yaitu Pendidikan Sistim Ganda (PSG). Program prakerin disusun
bersama antara sekolah dan dunia kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta
didik dan sebagai kontribusi dunia kerja terhadap pengembangan program
pendidikan SMK.
Tujuan Prakerin
a. Pemenuhan Kompetensi sesuai tuntutan Kurikulum
Penguasaan kompetensi dengan pembelajaran di
sekolah sangat ditentukan oleh fasilitas pembelajaran yang tersedia. Jika
ketersediaan fasilitas terbatas, sekolah perlu merancang pembelajaran
kompetensi di luar sekolah (Dunia Kerja mitra). Keterlaksanaan pembelajaran
kompetensi tersebut bukan diserahkan sepenuhnya ke Dunia Kerja, tetapi sekolah
perlu memberi arahan tentang apa yang seharusnya dibelajarkan kepada peserta
didik.
b. Implementasi Kompetensi ke dalam dunia kerja
Kemampuan-kemampuan yang sudah dimiliki
peserta didik, melalui latihan dan praktik di sekolah perlu diimplementasikan
secara nyata sehingga tumbuh kesadaran bahwa apa yang sudah dimilikinya berguna
bagi dirinya dan orang lain. Dengan begitu peserta didik akan lebih percaya
diri karena orang lain dapat memahami apa yang dipahaminya dan pengetahuannya
diterima oleh masyarakat.
c. Penumbuhan etos kerja/Pengalaman kerja.
SMK sebagai lembaga pendidikan yang diharapkan
dapat menghantarkan tamatannya ke dunia kerja perlu memperkenalkan lebih dini
lingkungan sosial yang berlaku di Dunia Kerja. Pengalaman berinteraksi dengan
lingkungan Dunia Kerja dan terlibat langsung di dalamnya, diharapkan dapat
membangun sikap kerja dan kepribadian yang utuh sebagai pekerja.
Ketulian adalah disabilitas sensorik paling umum di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar setengah miliar orang mengalami gangguan pendengaran dan angka ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam beberapa dekade mendatang.. Karena setiap individu memiliki konfigurasi gangguan pendengaran yang sedikit berbeda, audiolog dapat melakukan serangkaian tes pendengaran yang aman dan tidak menyakitkan untuk menentukan rencana tindakan terbaik
ReplyDeleteTahukah kamu kelebihan dari sablon discharge ? Yuk baca 5 kelebihan sablon discharge
ReplyDelete