Proactive Personality Theory

Bateman dan Crant (2000), mendefinisikan individual yang memiliki kepribadian proaktif sebagai kepribadian yang dimiliki seseorang yang relatif tidak mudah dipaksa oleh kekuatan yang berhubungan dengan situasi, dan dapat mempengaruhi perubahan lingkungan. Pada saat seseorang melakukan tindakan untuk mempengaruhi orang lain, baik itu berhasil atau gagal, maka individu tersebut telah menggunakan pengaruh sosial pada orang lain.

Covey (2008:61) meringkas ciri individu proaktif dalam lima sifat sebagai berikut: (1) memiliki sikap bertanggung jawab (attitude of responsibility); (2) mengerjakan hal yang mampu dikerjakan (do something that is capable); (3) berusaha dari dalam keluar (sought from the inside out); (4) berpusat pada prinsip (principle centered); dan (5) mengembangkan dan menggunakan empat anugerah manusia secara optimal (develop and use the four human grace optimally):

Pertama, individu proaktif selalu bertanggungjawab. Mereka tidak menyalahkan keadaan, kondisi, atau pengkondisian atas perilaku. Perilaku disini berdasarkan pilihan kesadaran, berdasarkan nilai, dan bukan produk dari suasana hati atau tekanan sosial yang diterima.

Kedua, individu proaktif selalu mengerjakan hal yang dapat mereka lakukan. Sifat dari energi mereka adalah positif, memperluas dan memperbesar usaha, yang menyebabkan lingkaran perubahan ke arah yang baik menjadi meningkat. Selain itu tidak menghabiskan energi dengan berfokus pada kelemahan orang lain, menuduh dan menyalahkan orang lain.

Ketiga, individu proaktif bekerja dari dalam keluar, yaitu berusaha memulai perubahan, dengan mengubah diri terlebih dahulu, mampu memeriksa kebenaran paradigma dan persepsi-persepsi yang salah. Berbeda dengan individu reaktif bekerja dengan cara yang berlawanan yaitu memulai usaha dengan berusaha mengubah lingkungan terlebih dulu, dengan harapan apa yang terjadi pada dirinya bisa diubah, tidak mau menyadari bahwa sebagian besar sumber masalah berada dalam diri sendiri.

Keempat, individu yang proaktif hidup berpusat pada prinsip (principle centered) kemudian menerjemahkan prinsip itu ke dalam seperangkat nilai yang telah dipilihnya dengan sadar. Berdasarkan nilai itulah yang digunakan untuk mengarahkan pilihan sikap dan perilakunya, tidak membiarkan suasana hati, situasi, dan tekanan sosial, mengendalikan keputusan dan perilakunya. Seorang  bertanggungjawab dengan cara memilih respon tindakan, sesuai dengan nilai yang dianut. Berbeda dengan individu reaktif, mereka tidak memiliki nilai-nilai secara sadar yang dipercayai. Sikap dan tindakan dikendalikan oleh suasana hati, situasi dan kondisi lingkungan, mode dan trend, atau tekanan sosial.

Kelima, individu proaktif, mengembangkan dan menggunakan empat anugerah manusia secara optimal, seperti yang diyakini oleh psikologi humanistik, sebagai sifat–sifat unik manusia yang membuatnya berbeda dengan makhluk lainnya. Covey menyebutkan “four unique human gifts” itu adalah: self awareness (kesadaran diri), conscience (hati nurani), creative imagination (imajinasi kreatif) dan independent will (kehendak yang bebas).

Berdasarkan penjelasan mengenai kepribadian proaktif, maka dapat disimpulkan bahwa merupakan kepribadian yang positif dan mampu mengatasi pada situasi tertentu dan berupaya melakukan perubahan-perubahan yang dianggap positif dan berusaha dengan gigih untuk mewujudkan perubahan. Indikator untuk mengukur kepribadian proaktif pada penelitian ini terdiri dari (1) memiliki sikap bertanggung jawab (attitude of responsibility); (2) mengerjakan hal yang mampu dikerjakan (do something that is capable); (3) berusaha dari dalam keluar (sought from the inside out); (4) berpusat pada prinsip (principle centered); dan (5) mengembangkan dan menggunakan empat anugerah manusia secara optimal (develop and use the four human grace optimally).

Comments

Popular posts from this blog

Lirik Lagu Daerah Bojonegoro

Perbedaan dari PSG dengan Prakerin dalam dunia SMK

Decision Support System (DSS) Dalam Bidang Pendidikan